SEMIOTIKA BESERTA KAJIANNYA



Tidak ada komunikasi tanpa menggunakan bahasa, dan bahasa adalah tanda Sejak makna lahir, yang ada hanyalah tanda. Kita tidak akan bisa berpikir tentang pengetahuan, kebenaran dan kebudayaan tanpa adanya tanda (Derrida, 1976). Makna dihasilkan dalam interaksi antara teks (tanda) dan khalayaknya, ini berarti bersinggungan dengan budaya (Fiske, 1990).
Berbicarakan semiotika tidak akan lepas dari dua tokoh yang cukup berpengaruh terhadap kemunculan dan perkembangan ilmu ini. Charles Sanders Peirce (1839-1914) dan Ferdinand de Saussure (1857-1913).


Charles-Sanders-Peirce

Charles Sanders Peirce (1839-1914)
Peirce merupakan seorang ahli filsafat atau logika. Istilah semiotika dia munculkan sebagai padanan kata untuk logika. Menurut Peirce logika mempelajari cara bernalar dan sesuai dengan hipotesisnya, penalaran dilakukan melalui tanda-tanda. Hubungan tanda dengan acuan menurut Peirce Berdasarkan hubungan tanda dengan acuan atau denotatumnya, tanda terbagi menjadi tiga:

Hubungan-tanda-dengan-acuan-menurut-Peirce
Hubungan tanda dengan acuan menurut Peirce 

Ferdinand de Saussure (1857-1913).
Saussure merupakan ahli linguistik. Menurutnya bahasa dipelajari sebagai sistem tanda. Menurut Saussure, tanda merupakan gabungan antara penanda dan petanda.  Penanda (signifier) adalah lapisan ungkapan, sedangkan petanda (signified/lapisan makna) adalah konsep.

Peirce menyebut teorinya sebagai semiotika, Saussure menyebutnya sebagai semiologi. 



APA ITU  S E M I O T I K A ??
Ilmu yang mengupas dan menggali tentang “tanda” atau bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja (dikatakan juga semiologi) Yang mana di dalamnya meliputi Tanda, Pertanda dan Penanda. Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa Sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika.
Pada hakikatnya, semiotik merupakan studi analisis tentang tanda berikut fungsi-fungsinya dalam suatu sistem (Fiske,1990). Semiotik mencakup tiga bidang kajian utama, yakni: 

     ·        KAJIAN TENTANG TANDA
Kajian tentang tanda, yakni mencakup kajian perbedaan jenis-jenis tanda, serta bagaimana cara membawa arti dan hubungannya dengan manusia yang menggunakan tanda tersebut.
     ·        KAJIAN TENTANG KODE
Kajian tentang Kode, yakni sistem yang membentuk atau mengorganisasikan tanda, serta bagaimana kode terbentuk sehingga membuat berbagai macam variasi makna yang berkembang sesuai dengan kesepakatan masyarakat.
    ·        KAJIAN TENTANG BUDAYA
Kajian tentang budaya, di mana kode dan tanda saling berhubungan dan digunakan oleh masyarakat budaya tertentu.

P E N G E R T I A N  T A N D A
Sesuatu dapat dipahami sebagai tanda, ketika ada sebuah gambaran mental yang dapat ditangkap oleh sistem sensor indera dan memunculkan suatu konsep abstrak mengenai gambaran tersebut. Hubungan antara gambaran mental dan konsep abstrak mengenai tanda tersebut tidak terpisahkan dan muncul bersamaan, sehingga kemudian menimbulkan makna. Jadi, makna tidak muncul dari tanda itu sendiri, melainkan suatu sistem hubungan-hubungan antara tanda, objek, dan interpretan yang memberikan sebuah nilai.

Dalam konteks sebagai bahasa, tanda diklasifikasikan jadi 3, yakni ikon, indeks, dan simbol.




Ikon, menunujukkan kemiripan dengan objeknya. Jenis tanda ini kerap kali amat jelas dalam tanda-tanda visual. Ikon pun bisa berupa tanda-tanda verbal: onomatopoeia merupakan upaya untuk membuat bahasa ikonik. Lantunan musik Negeri di Awan yang syairnya dinyanyikan oleh Katon Bagaskara mengandung ikon musikal suara alam dan burung.

Indeks, adalah tanda yang menunjukkan suatu bukti atau gejala yang secara langsung berhubungan dengan keadaan objek tersebut. Indeks membangun makna tidak atas dasar hukum representasi, melainkan lebih pada kaidah sebab akibat dan eksistensialnya langsung terhadap objek yang ditandainya. Asap indeks dari api, mendung indeks hujan, menangis indeks dari sedih.  Bila Anda berjanji bertemu di sebuah restaurant dengan seseorang yang belum pernah Anda temui sebelumnya, dan seseorang tersebut menyatakan bahwa mengenali Anda karena dasi merah dan kemeja hijau sebagaimana yang telah Anda sampaikan kepadanya, maka dasi dan kemeja tersebut adalah menjadi indeks Anda.

Simbol, adalah tanda yang dimengerti atas dasar konvensi oleh sekelompok komunitas.  Simbol mengandung nilai-nilai yang dilatarbelakangi oleh medan pengalaman dari komunitas tersebut. Dengan kata lain, hubungan antara tanda dengan objeknya disusun berdasarkan kesepakatan, peraturan, dan norma komunitasnya. Palang merah adalah simbol, gambar ikan untuk menyimbolkan astrologi pisces, dan lain sebagainya.


Denotasi adalah hubungan tanda dengan realitas eksternalnya. Denotasi sering dikatakan sebagai arti yang tertulis dari sebuah tanda (tersurat), arti yang pertama kali muncul, dan tiruan dari suatu objek. Denotasi berhubungan dengan arti tanda yang jelas dan eksplisit antara tanda dengan yang ditandainya. Denotasi dari sebuah tanda cenderung lebih tetap dan dapat dipertanggungjawabkan kenyataannya.
Konotasi adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara kerja tanda pada signifikasi tahap ke dua (tersirat), setelah denotasi. Konotasi menjelaskan interaksi yang terjadi pada saat tanda bertemu dengan perasaan atau emosi para pengguna dan nilai-nilai budayanya (tersirat). Pada saat itulah makna bergerak ke arah subjektif (yang pada akhirnya juga inter subjektif); pada saat itulah makna sebagai sebuah tanda benar-benar dipengaruhi oleh interpreter.

P E N G E R T I A N  K O D E

Kode adalah sistem pengorganisasian tanda. Sistem-sistem tersebut dijalankan oleh aturan yang disepakati oleh anggota komunitas yang menggunakan kode tersebut. Kode sangat bersentuhan dengan dimensi sosial dan budaya. Tidak ada kode yang hidup tanpa berdampingan dengan kultur masyarakatnya. Dengan demikian kode bersifat unik bergantung dari di mana kode tersebut berlaku.

·        Kode semantik, kombinasi tanda hingga menjadi kode yang menghasilkan konotasi. Misalnya konotasi feminitas dan maskulinitas.
·        Kode Hermeneutik, kode yang mengatur tanda-tanda sedemikian rupa sehingga memunculkan pertanyaan (enigma), teka-teki, keragu-raguan, atau penangguhan jawaban. Kode ini sering dimanfaatkan sebagai enigma film-film Hollywood.
·        Kode proairetik, kode yang mengatur urut-urutan suatu peristiwa dari awal hingga akhir (naratif). Misalnya manjalankan mobil, narasinya adalah mambuka pintu, masuk kabin, pasang sabuk pengaman, men-start mesin, dan seterusnya, atau gambar sebagai narasi yang menceritakan masa lalu dan masa depan.
·        Kode Simbolik, mengatur hal-hal yang kontradiktif (antitesis), yaitu kode yang mempertentangkan 2 unsur atau kemenduaan. Misalnva ambiguitas dalam gender.
·        Kode Budaya, kode yang merepresentasikan prinsip, kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah, legenda, agama. Misalnya untuk menggambarkan citra seorang intelektual, di rumahnya terdapat aneka ragam buku Ensiklopedia.
·        Kode Logis: praktis, yakni tanda-tanda yang berupa perintah, anjuran atau larangan, contoh bunyi sirine, memperingatkan adanya bahaya;
·        kode logis epistimologis adalah berupa tanda konvensional terhadap rumus-rumus genetika, kimia, dan matematik.
·        Kode Sosial, tanda-tanda yang berkaitan dengan etika, ritual, dan identitas sosial misalnyar kartu lebaran, janur perkawinan, jaket merah untuk simpatisan parpol PDI perjuangan.
·        Kode Estetik, adalah kode relatif yang boleh dikatakan ekstrim dibanding dengan kode definif lainnya. Definisi ini muncul karena dalam kode estetik, memiliki spektrum makna (polysemy) bukan makna tunggal (monosemy).

Pengaplikasian dalam iklan rokok misalnya :





Posting Komentar

0 Komentar